Jurnalistik adalah keahlian dalam mengumpulkan bahan tulisan, seperti hasil liputan peristiwa serta kegiatan wawancara. Dalam mengumpulkan bahan tulisan jurnalistik, maka diperlukan teknik reportase. Supaya segala informasi yang jurnalis dapat berupa informasi yang padat dan mendalam. Sehingga sudah sewajarnya bahwa seorang jurnalis haruslah memiliki keterampilan dasar berupa penguasaan teknik reportase.
Lalu bagaimana teknik reportase yang tepat?
Definisi Teknik Reportase
Reportase adalah bagian dari proses pemberitaan yang aktivitasnya mengumpulkan bahan berita setelah perencanaan, sebelum penulisan berita dan penyuntingan serta menyiarkan.
Definisi dari reportase terbagi menjadi dua, yakni secara bahasa dan istilah.
Secara Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) reportase diartikan sebagai pemberitaan, pelaporan (teknik diajarkan kepada wartawan), dan laporan kejadian (berdasarkan pengamatan atau sumber tulisan).
Sedangkan dilihat dari bahasa asalnya yakni bahasa inggris, reportage di artikan aksi atau proses pemberitaan dan sesuatu yang dilaporkan.
Maka dapat disimpulkan, secara bahasa reportase didefinisikan sebagai suatu laporan mengenai kejadian yang diambil dari pengamatan atau sumber tulisan.
Secara istilah reportase dipahami sebagai kegiatan meliput sebuah kejadian melalui proses mengumpulkan fakta-fakta dengan cara observasi atau pengamatan langsung, wawancara, dan riset data.
Cara Teknik Reportase
Seperti yang dijelaskan pada definisi reportase secara istilah, bahwa teknik reportase memiliki tiga cara. Yakni observasi, wawancara dan riset data.
Mari kita bahas secara lengkap ketiga cara ini.
1. Observasi

Observasi atau pengamatan langsung adalah cara mengumpulkan data dan fakta kejadian yang mengacu pada unsur berita 5W + 1H (What, Why, When, Who, Where, and How) dengan mengamati secara langsung di lokasi kejadian.
Cara teknik reportase ini dengan mengamati secara baik alur sebuah kejadian di lapangan atau lokasi kejadian. Maka diperlukan menggunakan semua indera dengan baik saat melakukan pengamatan.
Kelebihan cara ini adalah seseorang yang akan mengumpulkan data atau jurnalis bisa merasakan langsung kejadian yang terjadi di lokasi kejadian, sehingga ia bisa memberikan informasi yang valid dan faktual kepada pembacanya.
Namun kekurangan dari cara ini adalah jika kejadian yang terjadi sudah lewat atau jurnalis terlambat datang ke lokasi kejadian maka jurnalis tidak akan bisa melakukan pengumpulan data secara maksimal. Sehingga mengharuskan jurnalis melakukan cara lain yakni dengan wawancara.
2. Wawancara

Wawancara adalah cara mengumpulkan data dengan bertanya kepada narasumber. Dimana narasumber bisa diambil dari pelaku, saksi, korban atau siapapun yang memiliki informasi mengenai sebuah kejadian yang akan diliput.
Narasumber dalam wawancara pun terbagi menjadi dua yakni narasumber primer dan narasumber sekunder. Definisi narasumber primer adalah seseorang yang paling tahu atau yang memiliki peran penting pada kejadian tersebut, sedangkan narasumber sekunder adalah seseorang yang pernyataannya hanya berfungsi sebagai pelengkap atau pendukung data.
Pertanyaan yang disiapkan untuk narasumber perlu bahkan wajib memperhatikan unsur berita 5W + 1 H. Supaya informasi yang didapat lengkap dan valid mengenai kejadian yang sedang diliput. Karena bertanya pada seseorang maka data yang didapat biasanya berupa pendapat, pandangan, dan pengamatan seseorang mengenai kejadian tersebut.
Pada teknik reportase, wawancara memiliki banyak jenis. Diantaranya :
- Man in the Street Interview (Pendapat umum)
- Casual Interview (Wawancara Mendadak)
- Personal Interview (Wawancara Tokoh)
- Group Interview (Wawancara Kelompok)
- Telephone Interview (Wawancara Telepon)
3. Riset Data

Riset data juga dikenal sebagai studi pustaka, studi literatur, atau riset dokumentasi didefinisikan sebagai cara pengumpulan data melalui arsip, referensi atau sumber dokumentasi lainnya yang memiliki sangkut paut dengan kejadian yang akan diliput.
Dalam memilih informasi haruslah yang benar-benar berkaitan dan bisa mendukung mengenai kejadian tersebut. Maka semua indera juga diperlukan saat hendak meriset data.
Riset data ini terkadang hanya digunakan untuk memperkaya atau pelengkap informasi sebuah kejadian ketika informasi yang didapat melalui observasi dan wawancara dirasa kurang lengkap.
Keahlian yang Diperlukan dalam Teknik Reportase
Tentu dalam mengumpulkan data sebuah kejadian di perlukan beberapa keahlian atau skill supaya maksimal dalam mendapatkan data tersebut.
Apa saja keahlian yang diperlukan dalam teknik reportase?
1. Komunikasi
Keahlian pertama yang harus dikuasai oleh seorang jurnalis adalah berkomunikasi.
Seorang jurnalis yang harus berhadapan dengan banyak orang, dari narasumber hingga publik maka perlulah memiliki keahlian komunikasi yang baik.
Supaya saat hendak berhadapan dengan mereka, mereka pun akan merasa nyaman dan informasi yang hendak disampaikan pun bisa tersampaikan dengan jelas.
Komunikasi yang perlu dikuasai ini ada dua macam, yakni komunikasi verbal dan nonverbal.
Maka pastikan anda menguasai kedua macam komunikasi ini jika ingin menjadi jurnalis yang baik dan profesional.
2. Menulis

Bagaikan keahlian dasar yang perlu dikuasai, menulis adalah keahlian yang wajib dimiliki oleh seorang jurnalis.
Sebuah tulisan seorang jurnalis harus bisa menyampaikan informasi yang akurat, jelas, dan pastinya menarik.
Salah satu cara terbaik supaya bisa menghasilkan tulisan yang baik adalah dengan memposisikan diri sebagai pembaca. Apakah tulisan ini menarik untuk dibaca? apakah mudah dimengerti?
3. Haus Informasi
Supaya menjadi jurnalis yang baik maka perlulah anda memiliki keahlian haus informasi. Karena dalam reportase diperlukan banyaknya informasi yang detail maka dengan haus informasi anda bisa mendapatkan banyak informasi tersebut.
Tanyakan saja segala hal yang membuatmu penasaran akan setiap pernyataan narasumber yang tidak kamu ketahui.
Itulah setidaknya ketiga keahlian yang harus anda miliki jika hendak menjadi jurnalis yang baik dan profesional.
Contoh Teknik Reportase
Reportase yang hendak kami contohkan disini adalah saat anda hendak meliput acara adat di sebuah daerah.
Seorang jurnalis datang langsung di lokasi acara adat tersebut. Mengamati jalannya acara, daya tarik dari acara adat tersebut, adat yang dipentaskan, mengambil dokumentasi acara tersebut di lokasinya langsung.
Saat acara selesai jurnalis melakukan wawancara pada penyelenggara acara, seseorang yang tampil bahwan pada penonton acara tersebut. Wawancara tentu dengan memperhatikan unsur berita yakni 5W + 1H.
Ketika dirasa data yang didapat kurang cukup, bisa melakukan riset data di buku maupun internet mengenai adat daerah tersebut.
Itulah berbagai informasi mengenai teknik reportase yang dapat anda jadikan sebagai referensi. Dengan begitu jika anda tertarik menjadi seorang jurnalis anda bisa mendapat informasi yang layak anda dapatkan. Semoga bermanfaat.